Selasa, 14 Juni 2016

ANGSA YANG KESEPIAN
Karya : Nia Rafika


            Dahulu kala ada seekor angsa di tepi sungai yang sedang mengerami telur-telurnya. Pada saat angsa tersebut sedang mencari makan di sungai tibalah seekor buaya yang hendak memakan telur-telur angsa itu. Sang induk angsa yang kembali dari sungai pun segera berlari mengejar telur-telurnya yang jatuh berserakan berlumuran tanah . akhirnya induk angsa bisa mengusir buaya tersebut. Tetapi salah satu telur tersebut retak dan induk angsa pun khawatir jika salah satu anaknya tidak bisa menetas. Setiap hari induk angsa selalu mengerami telur-telurnya setiap hari tanpa beranjak dari tempatnya sedetik pun. Sekian lama menanti akhirnya angsa-angsa kecil tersebut menetas tetapi salah satu angsa itu ada kakinya yang pendek sebelah atau tidak bisa tumbuh dengan sempurna. Para saudara angsa tersebut selalu mengejeknya “dasar kaki pendek sudah pendek jalanmu pun terpincang-pincang” teriak salah satu saudaranya tersebut. Angsa itu sangat sedih sekali mendengar ucapan saudaranya, bahkan hewan-hewan lain pun tidak mau bermain dengannya. Lalu angsa tersebut pergi ke tepi sungai , dia duduk di tepi sungai sambil melihat baying-bayangnya sendiri di air sungai , angsa tersebut meratapi nasibnya sambil berkata “kenapa nasibku buruk sekali , padahal aku juga ingin bermain bersama dengan mereka , karena kakiku pendek sebelah mereka terus mengejekku” angsa tersebut menangis. Lalu tak lama kemudian induk angsa datang “anakku kenapa kamu duduk sendirian disini , kenapa tidak bermain bersama teman-temanmu?” lalu angsa itu menceritakan semuanya kepada ibunya. “sudahlah nak jangan bersedih , kau tahu ini adalah berkat dari Tuhan” lalu angsa tersebut menjawab “berkat apa ibu? Aku selalu di ejek oleh teman-temanku bahkan saudaraku juga ikut mengejekku”. “buktinya kamu bisa berenang lebih cepat daripada saudaramu yang lainnya” sahut induk angsa tersebut. Lalu angsa tersebut mulai sadar dan memeluk ibunya.
            Keesokan harinya pada saat angsa tersebut berjalan-jalan tanpa sengaja dia mendengar bahwa sang bebek mengadakan lomba berenang di sungai. Angsa tersebut langsung menghampiri bebek tersebut dan berniat mengikuti lomba itu, tetapi bebek itu malah mengejeknya. Angsa tersebut tidak mendengarkannya dan tetap mengikuti lomba tersebut. Keesokan harinya pada saat lomba banyak hewan-hewan yang mengolok-oloknya tapi angsa tersebut tidak menghiraukannya, akhirnya angsa tersebut terlebih dahulu sampai di garis finish terlebih dahulu. Para hewan-hewan lainnya pun meminta maaf kepada angsa itu karena telah mengolok-oloknya , akhirnya mereka pun menjadi teman baik.

PENAKU
Karya : Nia Rafika


Kudengar suara ketukkan pintu
Ku berjalan menyusuri koridor rumah
Ku buka pintu itu
Dan ternyata…
Ayahku datang setelah sekian lama
Apakah ayah merindukanku ?
Hatiku gembira terpancar jelas di wajahku
Ku duduk di pangkuan ayahku
Sembari beliau memberikan sebuah pena
Pena yang biasa dan tak indah sama sekali
Tapi kulihat artinya mengandung seluruh kasih sayangnya
Ku jaga selalu pemberian ayahku
Bagi mereka memang tak berarti
Tapi bagiku sangat berarti sekali…


SEKOLAHKU
Karya : Nia Rafika

Tanah lapang yang luas membentang
Berdiri kokoh dinding sekolahku
Sekolah yang sudah lama berdiri
Dan menahan berbagai guncangan cuaca
Tempatku menuntut ilmu …
Tempatku mendapatkan seorang teman
Tempatku tertawa bersama mereka
Entah apakah masih bisa kurasakan tawa itu
Ingin rasanya terulang kembali
Menginjak bangku sekolah
Setiap pagi menuntut ilmu di sekolah itu
Oh sekolah…
Tetaplah bertahan
Mungkin saja suatu hari nanti aku akan mengajar disitu
Di sekolah itu
Yang sangat aku rindu

SENJA
Karya : Nia Rafika

Dikala senja datang …
Rindu itu selalu muncul
Ya , muncul di pikiranku
Selalu membuatku termenung,gelisah
Dan rasanya ingin menangis…
Senja …
Jika seandainya engkau dapat bicara
Kan ku luapkan semua ceritaku padamu
Ku bisikkan kata demi kata padamu
Agar hati ini lega
Tak ada beban sama sekali
Oh senja…

Tetaplah datang dikala menjelang malam

Senin, 04 April 2016

Karya Sastra anak

PUISI :

SAHABATKU
Karya : Nia Rafika

Pagi menyapaku kembali
Merasakan hembusan angin yang sejuk
Membuatku bersemangat melewati hari ini

Ku kayuh sepedaku ..

Melewati jalan yang berkelok-kelok
Agar aku dapat bertemu denganmu

Wahai sahabatku…

Ingatkah engkau disaat kita tertawa bersama
Menatap fajar yang hampir hilang
Sungguh aku merindukanmu

Apakah kau juga merindukanku ?
Biarlah angin dan fajar ini menjadi saksi
Saksi indahnya persahabatan kita
Yang tidak pernah ada batasnya

Karya sastra anak

PUISI :
TINGGAL KENANGAN
Karya : Nia Rafika

Bayangmu terlintas di hadapanku
Kau ada di setiap langkahku
Ibu….
Disaat ku terdiam akan lamunanku
Kau selalu menghantarkan ..
Tuturan kata-kata lembutmu
Namun…
Ku seakan terpaku
Terdiam melamunkanmu
Yang tak lagi ada disisiku
Ibu…
Kemana tempatku mengadu
Dimana tempatku bersandar dan melepaskan lelahku
Andaikan kau tau
Betapa .. aku sangat merindukanmu

#karyasastraanak